Aku memimpikanmu, disaat kita tak bersama, aku mengenangmu, disaat cinta tak sempurna, kamu yang kucinta, tak sepantasnya aku terlalu mencintaimu, memandang hangatnya senyuman yang terpancar tampak yang menyerupai sinar - sinar malam dikelamnya kegelapan MALAM ...',

Senin, 21 November 2011

Setelah Merenungi Kota



Sebuah perjalanan panjang,nadiku mengutuk setiap kata dan peristiwa
dalam kota yang kehilangan air mata…
lesbian yang lucu pada setiap gedung – gedung
dalam kemandulan imaji…


para satria rela telanjang demi pangkat dan kedudukan…

hei arjuna ! matamu merah setelah menenggak darah
keringatmu bau sampah tubuhmu kekuning kuningan…
ke ladang yang kering kerontang rumput-rumput
teraniaya langit,padi-padi terpaksa menguning tanpa isi…

para petani mencangkul sawah dengan leher tergrok harga pupuk

daun-daun pucat penuh debu dan angin berhembus malu-malu…
ternyata kemerdekaan hanya milik singa-singa industri
dan sejumlah orang-orang bertahta…

memasuki lorong-lorong yang sempit para ibu

menyusui anaknya dengan puting yang berdarah…
para bapak mengunyah aspal sambil menggaruk muka
dengan pecahan kaca seketika tikus-tikus mati besama
bau borok yang menyengat…


di masjid besar anak-anak berlarian mencari tuhan…

yang di sembunyikan tiang-tiang,azan dikumandangkan
dalam speaker yang batuk semntara sepatu dan sandal dicuri
malaikat maut yang miskin…

pada pasar-pasar yang tak pernah tidur

ikan asin berbaris sambil menyumpahi iblis,
sayur-sayur diikat kebohongan para pedagang
lalu tetesan keringat kuli panggul mengkristal
bersama bau pekat mentimun dan tomat busuk…
"... Milikilah sebuah hati yang tak pernah membenci, sebuah senyuman yang tak pernah pudar, dan PERSAHABATAN yang tak pernah berakhir ....."